SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
Kelompok 7
System Development Life Cycle (SDLC)
atau Siklus Hidup Pengembangan Sistem adalah suatu metode tradisional yang
digunakan untuk membangun, memelihara dan mengganti suatu sistem informasi
(Jogiyanto, 1993). SDLC dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak,
adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang
digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Banyak ragam kerangka
kerja berdasarkan pengembangan SDLC, yang masing-masing memiliki kekuatan dan
kelemahan sendiri-sendiri. Beberapa contoh metodologi pengembangan perangkat
lunak yang tersedia, antara lain waterfall, prototyping, incremental,
spiral, RAD.
Secara konseptual siklus pengembangan
sebuah sistem informasi berdasarkan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System
Development Life Cycles). Siklus Hidup Pengembangan Sistem merupakan
penerapan pendekatan sistem untuk mengembangkan dan menggunakan sistem berbasis
komputer (M.C.Leod, 2004). Siklus hidup pengembangan sistem informasi saat ini
terbagi atas enam tahap yaitu:
1.
Perencanaan Sistem
Pada tahapan ini dibentuk struktur
kerja strategis yang luas, pandangan sistem informasi baru yang jelas akan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi, proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan
berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk
pengembangan, sumber daya baru direncanakan untuk, dan disediakan untuk
mendukung pengembangan sistem. Pada tahap ini direncanakan dari aspek teknis
(sarana prasarana yang dipergunakan untuk mengembangkan sistem), aspek ekonomi
(anggaran yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem), dan aspek sumber daya
manusia (siapa yang akan mengembangkan; manajemen puncak, analis, dan
programmer, dan siapa sasaran dari sistem yang dikembangkan).
2.
Analisis Sistem
Pada tahapan ini dilakukan proses
penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbale balik yang
terkait dalam pengembangan sistem, definisi masalah, tujuan, kebutuhan,
prioritas dan kendala sistem, ditambah identifikasi biaya, keuntungan. Ruang
lingkup analisis sistem ditentukan pada tahap ini. Profesional sistem
mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk
mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai. Selain itu
analis juga akan menguji kelayakan sistem dari aspek ekonomi, teknis dan SDM
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sistem.
3.
Perencanaan Sistem Secara
Umum/Konseptual
Tahapan ini dibentuk alternative
perancangan konseptual untuk perluasan pandangan kebutuhan pemakai (berdasarkan
umur, status, profesi, gender pengguna). Alternatif perancangan konseptual
memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik yang cocok untuk
kebutuhan mereka. Pada tahap ini analis sistem mulai merancang proses dengan
mengidentifikasikan laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang
diusulkan. Sistem dibuat desain antarmuka (interface), hak dan wewenang
pengguna, content sistem, dikonsep bagaimana sistem nantinya akan bekerja.
4.
Evaluasi dan Seleksi Sistem.
Pada tahap ini, nilai kualitas sistem dan
biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem dinilai secara hati-hati dan
diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem. Karena akhir tahap
perancangan sistem menyediakan point utama untuk keputusan investasi. Evaluasi
dilaksanakan tidak hanya pada tahap ini tetapi juga dilaksanakan disetiap
tahapan SDLC. Semua aspek sistem di evaluasi: teknis, ekonomi, laporan uji
kelayakan, dsb.
5.
Perancangan Sistem
Pada tahap ini menyediakan spesifikasi
untuk perancangan sesuai konseptual. Semua komponen dirancang dan dijelaskan
secara detil. Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar,
form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output ditinjau
ulang dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan. Akhir tahap ini laporan
rancangan sistem secara detil dihasilkan. Tahap ini sistem yang msh dalam
bentuk konsep diwujudkan dalam bentuk desain. Siapa pengguna dan apa hak dan
wewenang pengguna. Semua kebutuhan yang sudah dikumpulkan disusun satu persatu.
Semua komponen baik manajemen, analis dan programen bekerja sama mewujudkan
konsep tersebut.
6.
Implementasi Sistem dan Pemeliharaan
Sistem
Tahap ini sistem siap untuk dibuat dan
diinstalasi, beberapa tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk
implementasi sistem baru. Laporan implementasi yang dibuat pada tahap ini ada
dua bagian, yaitu rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau
program dan evaluation review technique (PERT) chart dan penjadwalan proyek
serta teknik manajemen. Evaluasi dibutuhkan pada tahap ini untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan sistem dikembangkan. Jika masih terdapat kekurangan
maka akan dilakukan perbaikan sampai sistem tersebut berjalan sesuai dengan
rencana. Setelah itu sistem akan diinstalasi dan dilakukan perawatan agar
sistem dapat bekerja dengan optimal.
Perlu diingatk
bahwa proses pengembangan tidak akan berhenti sampai pada tahap akhir yaitu
implementasi sistem, tetapi akan berulang kembali ke tahap awal dimana
direncanakan kembali sistem baru yang akan mememperbaiki sistem lama.
Keunggulan SDLC
Meskipun kadang-kadang dikritik
karena kekakuan, sebuah SDLC tradisional tersedia dan terus memberikan manfaat
bagi banyak organisasi . Sebagai tambahan dari alasan itu dimulai – yaitu ,
menambahkan struktur ke sebelumnya terstruktur proses – pendekatan terjun ke
pengembangan sistem memiliki dua keuntungan utama :
1. Pedoman eksplisit memungkinkan staf
kurang berpengalaman (stap pemula) untuk pengembangan sistem, karena semua
langkah-langkah yang jelas diuraikan. Bahkan staf yang belum eprnah melakukan
pengembangan mampu untuk menghasilkan sistem yang memadai dengan mengikuti “buku
resep” SDLC. Ketergantungan pada keahlian individu berkurang. Penggunaan SDLC
dapat memiliki manfaat tambahan memberikan pelatihan untuk staf junior, lagi
karena urutan langkah dan tugas yang harus dilakukan dalam setiap langkah
didefinisikan dengan jelas.
2. Metodologi mempromosikan konsistensi
antara proyek-proyek , yang dapat mengurangi biaya dukungan yang berkelanjutan
dan memungkinkan staf untuk ditransfer dari satu proyek ke yang lain . Meskipun
teknik coding tidak ditentukan dalam SDLC khas , dokumentasi yang luas yang
bagian inheren dari yang paling metodologi menyederhanakan pemeliharaan dengan
mengurangi ketergantungan pada pengembang asli untuk penjelasan mengapa sistem
itu dibangun seperti itu dan yang fungsi termasuk dalam modul mana program.
Menurut Kumar,
Zadgaonkar, Shukla (2013). keunggulan SDLC sebagai berikut:
1. Sederhana dan mudah digunakan.
2. Mudah untuk mengatur tugas dan tahap
yang jelas.
3. Kebutuhan harus jelas sebelum pergi
ke fase berikutnya.
4. Setiap fase perkembangan hasil dalam
rangka linear tanpa tumpang tindih.
5. Bekerja dengan baik untuk
proyek-proyek di mana kebutuhan-kebutuhan sistem terpenuhi.
Kelemahan SDLC
Sedangkan kelemahan menurut Kumar,
Zadgaonkar, Shukla (2013). adalah sebagai berikut:
1. Pengguna dapat menilai kualitas
hanya di akhir proses dan sulit untuk meramalkan hasil tanpa mengikuti setiap
langkah-proses.
2. Klien mengalami kesulitan melakukan
perubahan di pertengah proses .
3. Proses yang panjang dan memiliki
resiko yang tinggi jika ada kesalahan di awal proses.
4. Pengguna tidak dapat mereview produk
sebelum produk tersebut selesai diproduksi.
5. Perangkat lunak hanya bisa digunakan
jika sudah produk benar-benar sudah jadi.
Daftar Pustaka
https://grafispaten.wordpress.com/2015/12/31/siklus-hidup-pengembangan-sistem-system-development-life-cycle-sdlc/
Komentar
Posting Komentar