Implikasi Etis dari Teknologi Informasi
Implikasi Etis dari Teknologi Informasi
Kelompok 5
MORAL, ETIKA DAN HUKUM
Dalam kehidupan
sehari-hari, kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga negara yang
memiliki tanggung jawab sosial, kita ingin melakukan hal yang secara moral
benar, berlaku etis, dan mematuhi hukum.
Moral
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai prilaku yang benar
dan yang salah, atau institusi sosial dengan sejarah dan seperangkat
aturan.
Etika
Kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti “karakter”. Etika (ethics) adalah sekumpulan kepercayaan, standar, atau teladan yang mengarahkan, yang merasuk ke dalam seseorang atau masyarakat.
Kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti “karakter”. Etika (ethics) adalah sekumpulan kepercayaan, standar, atau teladan yang mengarahkan, yang merasuk ke dalam seseorang atau masyarakat.
Hukum
Hukum (law) adalah peraturan prilaku formal yang
ditetapkan oleh otoritas yang berwenang, seperti pemerintah, terhadap subjek
atau warga negaranya.
MELETAKAN MORAL, ETIKA DAN HUKUM PADA TEMPATNYA
Penggunaan
komputer di dunia bisnis diarahkan oleh nilai moral dan etis manajer, spesialis
informasi, dan pengguna, serta hukum yang berlaku. Hukum adalah yang termudah
untuk diiterpretasikan karena bersifat tertulis. Tetapi etika tidak terdefinisi
demikian tepat, dan mungkin bahkan tidak disetujui oleh semua anggota
masyarakat. Wilayah etika komputer yang kompleks inilah yang saat ini
sangat banyak diperhatikan. Sisa bab ini akan berfokus pada penggunaan
teknologi informasi secara etis.
KEBUTUHAN AKAN BUDAYA ETIKA
Opini yang
dipegang secara luas di dunia bisnis adalah bahwa bisnis merefleksikan
kepribadian dari pemimpinnnya. Sebagai contoh, pengaruh James Cash Penny pada
JCPennyColonel John Patterson di national Cash Register (NCR), atau Thomas J
Watson,Sr. di IBM menentukan kepribadiaan dari perusahaan-perusahaan tersebut.
Di masa kini, CEO perusahaan seperti FedEx, Southwest Airlines, dan Microsoft
memiliki pengaruh amat penting pada organisasinya sehingga masyarakat cenderung
memandang perusahaan tersebut sebagai CEO-nya.
Keterkaiatan
antara CEO dengan perusahaannya merupakan dasar untuk budaya etika. Jika
perusahaan dituntut untuk berlaku etis, maka manajemen tingkat tinggi
harus bersikap etis dalam segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakannya.
Manajemen tingkat atas harus memimpin melalui contoh. Perilaku ini disebut
dengan budaya etika (ethics culture).
Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
Tugas dari
manajemen tingkat atas adalah untuk meyakinkan bahwa konsep etikannya merasuk ke
seluruh organisasi, dan turun ke jajaran bawah sehingga menyentuh setiap
karyawan. Para eksekutif dapat mencapai implementasi ini melalui tiga tingkat,
dalam bentuk kredo perusahaan, program etika, dan kode perusahaan yang telah
disesuaikan.
Komitmen Terhadap
Pelanggan, komitmen
yang pertama adalah menyediakan para pelanggan kami barang dan jasa
berkualitas yang inovatif dan secara teknologi merespon kebutuhan mereka saat
ini, pada harga yang disesuaikan.
Komitmen terhadap
karyawan, komitmen
yang kedua adalah menciptakan lingkungan untuk karyawan kami yang mendorong
pertumbuhan profesional, mendorong masing-masing individu meraih potensi yang
tertinggi, serta mendorong tanggung jawab dan kreativitas individu.
Komitmen karyawan
terhadap Security Pacific,
komitmen yang ketiga adalah sebagai karyawan kami berusaha memahami dan
mematuhi kebijakan dan tujuan perusahaan, berlaku profesional, dan memberikan
upaya terbaik kami untuk meningkatkan Security Pacific.
Komitmen dari
karyawan ke karyawan,
komitmen yang keempat adalah kami harus berkomitmen untuk meningkatkan iklim
saling menghormati, integritas, dan hubungan profesional yang dicirikan oleh
komunikasi yang terbuka dan jujurdi dalam dan di semua tingkat organisasi.
Komiten terhadap
masyarakat, komitmen
yang kelima dari Security Pacific adalah terhadap masyarakat yang kami layani.
Kami harus terus berusaha meningkatkan kualitas hidup melalui dukungan kami
terhadap berbagai organisasi dan proyek masyarakat.
Komitmen terhadap
pemegang saham,
komitmen yang keenam dari south pacific adalh terhadap para pemegang saham.
Kami akan berusaha untuk memberikan pertumbuhan yang konsisten dan tingkat
keuntungan terhadap investasi yang superior, untuk menjaga reputasi dan
lain-lain.
Kredo
Perusahaan
Pernyataan singkat
mengenai nilai-nilai yang ingin dijunjung perusahaan, Tujuan kredo tersebut
adalah untuk memberitahu individu dan organisasi, baik di dalam dan di luar
perusahaan, akan nilai-nilai etis yang dianut perusahaan tersebut.
Program
Etika
Upaya yang
terdiri atas berbagai aktivitas yang didesain untuk memberikan petunjuk kepada
para karyawan untuk menjalankan kredo perusahaan.
Contoh dari program etika adalah audit etika. Audit Etika, Pertemuan
antara auditor internal dan manajer dengan tujuan untuk mempelajaribagaimana
unit manajer tersebut melaksanakan perusahaan. Contoh, auditor dapat bertanya
kepada manajer penjualan, “Pernahkah terdapat kejadian di mana kita kehilangan
kesempatan usaha karena kita tidak memberikan hadiah untuk penjualan?”.
Kode
Perusahaan Yang Disesuaikan
Banyak perusahaan
yang merancang sendiri kode etik perusahaan mereka. Terkadang kode-kode etik
ini merupakan adaptasi dari kode untuk industri atau profesi tertentu. Di bab
yang akan datang kita akan mempelajari kode etik untuk profesi sistem
informasi.
MELETAKAN KREDO, PROGRAM DAN KODE PADA TEMPATNYA
Kredo perusahaan
memberikan dasar untuk pelaksanaan program etika perusahaan. Kode etik tersebut
menggambarkan prilaku-prilaku tertentu yang diharapkan dilaksanakan oleh para
karyawan perusahaan dalam berinteraksi antara satu dengan lain dan dengan
elemen-elemen lingkungan perusahaan.
ALASAN DIBALIK ETIKA KOMPUTER
James H. Moor
mendefinisikan etika komputer sebagai analisis sifat dan dampak sosial
teknologi komputer serta perumusan dan justifikasi dari kebijakan-kebijakan
yang terkait untuk penggunaan teknologi tersebut secara etis. Dengan demikian,
etika komputer terdiri atas dua aktivitas utama. Orang di perusahaan yang
merupakan pilihan yang logis untuk menerapakan program etika ini adalah CIO.
Seorang CIO harus (1) menyadari dampak penggunaan komputer terhadap
masyarakat dan (2) merumuskan kebijakan yang menjaga agar teknologi
tersebut digunakan di seluruh perusahaan secara etis.
Satu hal amatlah
penting : CIO tidak menanggung tanggung jawab manajerial untuk penggunaan
komputer secara etis sendiriaan. Eksekutif-eksekutif lain juga harus
memberikan konstribusi. Keterlibatan di seluruh perusahaan ini merupakan
kebutuhan absolut dalam era komputasi pengguna akhir masa kini, di mana para
manajer di semua wilayah bertanggung jawab untuk menggunakan komputer di
wilayah mereka secara etis. Selain para manajer, seluruh karyawan bertanggung
jawab untuk tindakan mereka yang berkaitan dengan komputer.
ALASAN PENTINGNYA ETIKA KOMPUTER
James Moor
mengidentifikasikan tiga alasan utama di balik minat masyarakat yang
tinggi akan etika komputer :
Kelenturan secara logis. Moor
mengartikan kelenturan secara logis sebagai kemampuan untuk memprogram komputer
untuk melakukan hampir apa saja yang ingin kita lakukan. Komputer akan
melakukan tepat seperti apa yang diinstruksikan oleh si programer, dan hal ini
bisa menjadi pikiran yang menakutkan. Tetapi, jika komputer digunakan untuk
melakukan kegiatan yang tidak etis bahayanya bukan terletak pada komputer
tersebut, melainkan orang-orang yang berada di balik komputer tersebutlah yang
bersalah. Jadi, dari pada merasa khawatir bahwa komputer akan digunakan secara
tidak etis, masyarakat harus lebih khawatir pada orang-orang yang mengatur
komputer tersebut.
Faktor
Transformasi. Alasan atas etika komputer yang ini didasarkan pada fakta
bahwa komputer dapat mengubah cara kita mengerjakan sesuatu dengan drastis.
Salah satu contoh yang baik adalah email. Email tidak menggantikan surat biasa
atau sambungan telepon melainkan menyediakan cara berkomunikasi yang
benar-benar baru. transformasi yang sama juga dapat dilihat pada cara manajer melaksanakan
pertemuan. Jika dulu para manajer harus berkumpul secara fisik di lokasi yang
sama, kini mereka dapat mengadakan pertemuan dalam bentuk konferensi video.
Faktor Ketidakmapanan.Alasan ketiga untuk minat masyarakat atas etika komputer
adalah karena masyarakat memandang komputer sebagai kotak hitam. Seluruh
operasi internal komputer tersebut tersembunyi dari penglihatan.
Ketidaktampakan operasi internal ini memberikan kesempatan terjadinya
nilai-nilai pemprograman yang tidak tampak, perhitungan rumit yang tidak tampak
dan penyalahgunaan yang tidak tampak.
Hak Sosial dan Komputer
Masyarakat tidak
hanya mengarapkan pemerintah dan dunia usaha untuk menggunakan komputer secara
etis, namun juga menuntut beberapa hak yang berhubungan dengan komputer. Klasifikasi
hak-hak manusia dalam wilayah komputer yang paling banyak dipublikasikan adalah
PAPA rancangan Richard O. Mason. Mason menciptakan akronim PAPA untuk
merepresentasikan empat hak dasar masyarakat sehubungan dengan informasi : privasi
(privacy), akurasi (accuracy), kepemilikan (property), aksesibilitas
(accessibility).
Hak Privasi
Hakim Mahkamah
Agung Amerika Serikat, Louis Braindeis dikenal karena memperkenalkan “hak agar
di biarkan sendiri”. Mason merasa bahwa hak ini terancam oleh dua hal. Yang pertama
adalah meningkatnya kemampuan komputer untuk digunakan dalam kegiatan
mata-mata. Yang kedua adalah meningkatkan nilai informasi dalam proses
pengambilan keputusan. Pemerintah federal menjawab sebagian dari masalah ini
dalam Undang-Undang privasi tahun 1974 namun, undang-undang ini hanya mencakup
pelanggaran yang dilakukan pemerintah.
Menurut Mason,
para pembuat keputusan menempatkan nilai yang amat tinggi pada informasi
sehingga mereka sering kali melanggar hak privasi seseorang untuk
mendapatkannya. Para peneliti pemasaran sering kali ditemukan menyelidiki
tempat sampah orang lain untuk mempelajari produk apa yang mereka beli,dan
penjabat pemerintahan sering kali menempatkan monitor di toilet untuk
mengumpulkan data statistik lalu lintas yang akan digunakan untuk
menjustifikasi perluasan fasilitas tersebut.
Hal ini merupakan
contoh dari pengintaian yang tidak menggunakan komputer dapat digunakan
untuk tujuan ini, namun tidak sadar akan kemudahan di mana data pribadi dapat
diakses khususnya menggunakan internet.
Hak Untuk Mendapatkan Keakuratan
Komputer
memungkinkan tingkat keakuratan yang tidak dapat dicapai dengan sistem
nonkomputer. Potensi ini memang tersedia, namun tidak selalu didapatkan.
Beberapa sistem berbasiskan komputer berisiskan lebih banyak kesalahan dari
pada yang diberikan sistem manual.
Hak Kepemilikan
Di sini yang
dibahas adalah hak kepemilikan intelektual, biasanya dalam bentuk program
komputer. Vendor peranti lunak dapat menghindari pencurian hak kepemilikan
intelektual melalui Undang-Undang hak cipta, hak paten, dan persetujuan
lisensi. Hingga tahun 1980-an, peranti lunak tidak dilindungi oleh hak cipta
atau hukum paten. Sekarang, keduanya dapt digunakan untuk memberikan
pelindungan. Hak paten khusunya memberikan perlindungan yang kuat di
negara-negara di mana hukum ini diterapkan, di man suatu tiruan yang sempurna
akan versi yang asli tidak harus diperoleh untuk mendapatkan pengakuan
perlindungan hak cipta ini.
Hak Untuk Mendapatkan Akses
Sebelum
diperkenalkanya basis data yang terkomputerisasi, kebanyakan informasi tersedia
untuk masyarakat umum dalam bentuk dokumen cetak atau gambar mikro format
yang disimpan di perpustakaan. Informasi ini berisikan berita, hasil penelitian
ilmiah, statistik pemerintah dan lain-lain. Sekarang, kebanyakan
informasi ini telah di konversikan ke basis data komersial, sehingga membuat
ketersediannya untuk masyarakat berkurang. Untuk mengakases informasi
ini, seseorang harus memiliki peranti keras dan peranti lunak komputer yang
diharuskan dan membayar biaya akses. Mengigat komputer dapat mengakses data
dari penyimpanan lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan jenis teknologi lain,
ironis bahwa hak mendapatkan akses menjadi isu etika era modern.
AUDIT INFORMASI
Saat menyusun
etika penggunaan komputer, satu kelompok dapat memegang peranan yang amat
penting. Mereka adalah para auditor internal. Perusahaan dengan semua
ukuran mengandalkan auditor eksternal (exsternal auditor) dari luar
organisasi untuk memverifikasi keakuratan catatan akuntansi. Perusahaan-perusahaan
yang lebih besar memiliki staf tersendiri yang berfungsi sebagai auditor
internal (internal auditor), yang melaksanakan analisis yang sama
seperti auditor eksternal namun memiliki tanggung jawab yang lebih luas.
Beberapa auditor eksternal juga melaksanakan beberapa jenis audit internal dan
mengawasi pekerjaan para auditor internal, namun setelah peristiwa Enron
praktik ini tidak berlanjut.
Pentingnya Objektivitas
Hal unik yang
ditawarkan oleh auditor internal adalah objektivitas. Mereka beroperasi
secara independen terhadap unit-unit bisnis perusahaan dan tidak memiliki
hubungan dengan individu atau kelompok lain di dalam perusahaan. Keterlibatan
mereka satu-satunya adalah dengan dewan komisaris, CEO, dan CFO.
Agar para auditor
dapat menjaga objektivitas, mereka harus menyatakan bahwa mereka tidak
mengiginkan tanggung jawab operasional sistem yang mereka bantu kembangkan.
Mereka hanya bekerja dengan kapasitas ssebagai penasihat. Mereka membuat
rekomendasi untuk manajemen, dan manajemen memutuskan apakah mereka akan
menerapakan rekomendasi-rekomendasi tersebut.
Jenis Aktivitas Audit
Audit Finansial (Financial
Audit),
memverifikasi catatan-catatan perusahaan dan merupakan jenis aktivitas yang
dilaksanakan auditor eksternal.
Audit Operasional (Operational
Audit),
tidak dilaksanakan untuk memverifikasi keakuratan catatan, melainkan untuk
memvalidasi efektivitas produksi. Ketika para auditor internal melaksanakan
audit operasional, mereka mencari tiga fitur sistem dasar :
a) Kecukupan pengendalian
b) Efisiensi
c) Kepatuhan dengan
kebijakan perusahaan
Audit Berkelanjutan (Concurrent
Audit),
sama dengan audit operasional tetapi
audit berkelanjutan berlangsung terus-menerus. Sebagai contoh, audit internal
dapat memilih secara acak karyawan dan memberikan slip gaji kepada mereka tanpa
menggunakan sistem surat-menyurat perusahaan. Prosedur ini menjaga agar
nama di catatan pembayaran gaji mewakili karyawan sungguhan dan bukanlah entri
fiktif yang dibuat seorang penyelia (supervisor) curang yang ingin
mendapatkan gaji lebih.
MENERAPKAN ETIKA DALAM TEKNOLOGI INFORMASI
Perusahaan tidak
harus mengusahakan semua pekerjaan sendiri. Bantuan dalam bentuk kode
etik dan program edukasi etika yang dapat memberikan fondasi untuk
budaya tersebut. Program edukasi dapat membantu menyusun kredo perusahaan dan
meletakan program etika pada tempatnya. Kode etik dapat digunakan seperti apa
adanya atau disesuaikan dengan perusahaan tersebut.
KODE ETIK
ACM (Association
for Computting Machinery) yang didirikan pada tahun 1947, adalah sebuah
organisasi komputer profesional tertua di dunia. ACM telah menyusun kode etik
dan perilaku profesionaln yang diharapkan diikuti oleh 80.000 anggotanya.
Selain itu, kode etik dan praktik profesional rekayasa peranti lunak dibuat
dengan tujuan agar bertindak sebagai panduan untuk mengajarkan dan mempraktikan
rekayasa peranti lunak, yaitu penggunaan prinsip-prinsip rancangan dalam
pengembangan peranti lunak.
Bentuk kode etik ACM yang ada saat
ini diadopsi pada tahun 1992 dan berisikan “keharusan”, yang merupakan
pernyataan tanggung jawab pribadi. Kode ini dibagi menjadi empat bagian yaitu:
1. Keharusan Moral Umum.
2. Tanggung Jawab Profesional yang
Lebih Umum.
3. Keharusan Kepemimpinan Organisasi.
4. Kepatuhan terhadap Kode.
KODE ETIK DAN PRAKTIK PROFESIONAL REKAYASA PERANTI LUNAK
Kode ini mencatat
pengaruh penting yang dapat diterapkan para ahli peranti lunak pada sistem dan
terdiri ekspektasi di delapan hal penting :
1. Masyarakat
2. Klien dan Atasan
3. Produk
4. Penilaian
5. Manajemen
6. Profesi
7. Kolega
8. Diri Sendiri
ETIKA DAN CIO
Sejak Tahun 2002,
para CEO dan CFO diharuskan oleh hukum untuk menandatangani keakuratan laporan
keuangan mereka. Persyaratan ini meletakan tanggung jawab di bahu para eksekutif
serta unit pelayanan informasi perusahaan dan unit pelayanan informasi yang
berkenaan dengan bisnis untuk memberikan informasi finansial yang dibutuhkan
kepada para Eksekutif. Pelayanan informasi hanyalah merupakan satu unit di
dalam struktur organisasi, namun berada pada posisi kunci yang memiliki
pengaruh terbesar dalam memenuhi tuntutan pemerintah maupun masyarakat akan
pelaporan keuangan yang akurat.
CIO dapat
memenuhi ekspektasi pelaporan keuangan dengan cara mengikuti program yang
mencakup hal-hal berikut :
·
Mencapai
tingkat pemahaman yang lebih baik akan pemahaman prinsip-prinsip akuntansi.
·
Mempelajari
sistem informasi yang menyelesaikan laporan keuangan dan mengambil tindakan
perbaikan.
·
Mendidik
eksekutif perusahaan mengenai sistem-sistem keuangan.
·
Mengintegrasikan
ke dalam sistem informasi alarm yang memperingatkan eksekutif terhadap
aktivitas yang membutuhkan perhatian.
·
Secara
aktif berpartisipasi di dalm memberikan informasi keuangan kepada elemen
lingkungan.
·
Mengendalikan
dengan ketat keuangan yang dihabiskan oleh sumber daya informasi.
PENGARUH SARBANES-OXLEY
Jika dahulu
sebelum tahun 2002 tidak ada alasan yang kuat mengapa CIO menjadi
mercusuar integritas informasi di dalam perusahaan, sekarang alasan itu sudah
ada. Untuk merespon skandal keuangan perusahaan di Enron, WorldCon (sekarang
MCI), HealthSouth, dan Tyco, Kongres Amerika Serikat mengeluarkan
Undang-Undang Sarbanes-Oxley (secara resm dinamai Undang-Undang Perlindungan
Investor dan Reformasi Akuntansi Perusahaan Publik tahun2002). Proposal
undang-undang ini disetujui oleh DPR 423-3 dan Senat 99-0, dan disahkan oleh
Presiden Bush pada tanggal 30 Juli 2002. Tujuan dari Sarbanes-Oxley, yang
dikenal sebagai SOX, adalah untuk melindungi para investor dengan cara membuat
eksekutif perusahaan bertanggung jawab secara pribadi atas informasi keuangan
yang diberikan ke lingkungan perusahaan, khususnya pemegang saham dan komunitas
keuangan. SOX terdiri atas 10 pasal utama, 2 diantaranya secara langsung
memenuhi unit pelayanan informasi perusahaan :
·
CEO
dan CFO harus menandatangani laporan keuangan.
·
Perusahaan-perusahaan
Amerika Serikat diisyaratkan untuk memiliki unit audit internal.
Daftar
Pustaka
Raymond
McLeod Jr dan George P. Schell.2008. “Sistem informasi Manajemen”.
Jakarta:Salemba Empat.
http://adityaramtra.blogspot.co.id/2016/01/sistem-informasi-manajemen-bab-10.html
Komentar
Posting Komentar